Warik atau kera ekor panjang, salah satu primata pengganggu di Desa Bahaur, Kec. Kahayan Kuala, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Rabu (24/4/2019).

Tidak heran jika produksi kelapa, pisang, jagung, padi mengalami kerugian karena dimakan dan dirusak. Sebelumnya, untuk menghindari gangguan primata ini, petani berpindah dengan memanfaatkan lahan pertanian di seberang Sungai Kahayan, melakukan budidaya tanaman holtikultura pada lahan pekarangan dan area lahan yang dekat pemukiman agar mudah dijaga/diawasi. 

Namun cara-cara tersebut masih belum efektif untuk menghindari gangguan Warik. Semakin banyaknya populasi binatang ini, sehingga mudah dijumpai berkeliaran di pepohonan, jalan umum dan pemukiman warga. Warik juga terlihat jinak dan tidak lari walau hanya berjarak 10 meter dari manusia.