Pada hari ke 77 masa pemeliharaan bibit ikan nila (Oreochromis niloticus) di dalam kolam terpal Desa Pangkoh Sari, Kec. Pandih Batu, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah terjadi kematian secara rutin ...
Load More
Pada hari ke 77 masa pemeliharaan bibit ikan nila (Oreochromis niloticus) di dalam kolam terpal Desa Pangkoh Sari, Kec. Pandih Batu, Kab. Pulang Pisau, Kalimantan Tengah terjadi kematian secara rutin selama 5 hari berturut-turut, dengan jumlah ikan yang mati 1-3 ekor setiap harinya, Selasa (5/11/2019).
Bila diperhatikan dari ciri-ciri warna air di kolam yang hijau sangat tua bisa diprediksi bahwa telah terjadi blooming algae (air kolam mengalami ledakan plankton). Perubahan warna ini terjadi karena adanya eutrofikasi (air terlalu subur) akibat penumpukan bahan organik dan sisa pakan di dasar kolam.
Manajemen pemberian pakan yg tidak efisien merupakan penyebab utama terjadinya hal ini. Karena pelet mengandung banyak nutrisi (protein, karbohidrat, lemak, dan vitamin). Ketika unsur-unsur nutrisi ini larut kolam menjadi kaya nutrisi dan terjadi penyuburan.
Blooming algae menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam kolam. Yang menyebabkan perebutan oksigen antara ikan nila dengan plankton, ditambah lagi ikan yang ditebar di awal berjumlah 1000 ekor dengan ukuran kolam terpal 2x3 m.
Untuk menanggulangi agar tidak terjadi kematian secara terus menerus maka kami bersama sekretaris desa (Nasrudin) membuat 1 unit kolam terpal baru dengan ukuran yang sama dan memindahkan ikan setengahnya dari jumlah yang masih hidup. Lalu mengganti air di kolam dengan air baru untuk mengurangi kepadatan plankton.
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke
Play Store