Air kolam lele bau biasanya akan muncul setelah dua minggu masa pemeliharaan dan akan terus berlanjut hingga akhir masa pemeliharaan atau pada saat panen. Jika tidak ditangani, akan membuat ikan terserang oleh beragam jenis penyakit, terutama penyakit borok.
Bau pada kolam disebabkan oleh berbagai faktor. Beberapa faktor yang paling sering menimbulkan bau adalah sisa pakan, kotoran, dan lendir ikan yang terakumulasi dalam air kolam. Ketiganya akan mengendap di dasar kolam dan jumlahnya akan bertambah terus jika selama masa pemeliharaan tidak dilakukan pembersihan.
Bau air kolam bisa dicegah dengan berbagai cara. Salah satunya adalah dengan mengurangi padat tebar, yaitu maksimal 300 ekor/m2. Dengan demikian, kotoran, urine, dan lendir yang dihasilkan tidak terlalu banyak sehingga kualitas air tidak terlalu terganggu.
Selain itu, atur pola pemberian pakan ikan. Terapkan pola pemberian pakan pada saat ikan sudah lapar dan hentikan pada saat ikan sudah terlihat kenyang.
Sahabat juga bisa mengatasi bau dengan merawat kualitas air kolam secara rutin. Perawatan dilakukan dengan membuang sebagian air kolam yang berada pada bagian dasar. Air tersebut dialirkan melalui pipa kolam yang sudah harus disediakan pada saat pembuatan kolam. Dengan demikian, endapan kotoran, pakan, dan lendir akan terbuang.
Berikan pupuk higienis yang sudah disaring, lalu dimasukkan ke botol plastik yang sudah diberi lubang pada tutupnya. Sebarkan cairan tersebut pada permukaan kolam. Dosisnya adalah 1 kg dedak untuk kolam seluas 20 m2 dengan ketinggian 50 cm. Jika ketinggian kolam sebesar 100 cm, dosis dedak menjadi 2 kg.
Setelah diberikan pupuk, isi kembali air kolam sebanyak air yang terbuang. Dengan aliran tersebut, pupuk higienis sudah larut dan akhirnya bau amonia akan hilang.