Mitra gambut 2.0, Menjawab Tantangan Teknologi Informasi Restorasi Gambut Indonesia
Capaian terbaik dalam restorasi gambut adalah bagaimana upaya-upaya restorasi gambut dapat di implementasikan dan mampu di replikasi ke pada masyarakat yang berada di wilayah gambut lainya. Antara sat ... Load More
Capaian terbaik dalam restorasi gambut adalah bagaimana upaya-upaya restorasi gambut dapat di implementasikan dan mampu di replikasi ke pada masyarakat yang berada di wilayah gambut lainya. Antara satu individu dengan individu lainya, antar kelompok masyarakat dan antara satu pemerintah dengan pemerintah lainya yang menyebar di seluruh nusantara. Untuk bisa saling berbagi pengalaman dalam upaya restorasi gambut yang akuntabel, transparan dan berkelanjutan.
Hal tersebut merupakan tantangan tersendiri di tengah lajunya teknologi informasi yang terus berkembang di dunia. Untuk itu perlu adanya platform berbasis teknologi informasi yang dapat menjawab tantangan tersebut yang akan memfasilitasi penyebar luasan informasi yang mampu menjangkau lini-lini penting dalam upaya restorasi gambut. Baik di wilayah perkotaan hingga ke sudut-sudut desa gambut yang ada di Indonesia, khususnya wilayah target restorasi gambut.
Pengelolaan lahan gambut secara berkelanjutan telah diaplikasikan di seluruh Desa Peduli Gambut (DPG), maka kegiatan fasilitasi dan pemantauan (monitoring) atas restorasi gambut yang telah dilaksanakan dan akan direncanakan di 259 DPG menjadi penting untuk dilakukan (Output 1.2) dari restorasi gambut. Kegiatan monitoring restorasi gambut diharapkan dapat dikerjakan langsung oleh masyarakat DPG sebagai penerima manfaat program dan didampingi oleh organisasi masyarakat sipil sebagai lembaga pendamping melalui konsep pemantauan restorasi berbasis masyarakat (community-based monitoring for peat restoration).
Dalam rangka memfasilitasi partisipasi warga dalam mendorong tata kelola ekosistem gambut melalui teknologi informasi. Kemitraan bersama dengan jejaring masyarakat sipil (CSO) mengembangkan platform aplikasi berbasis android yang disebut Mitra Gambut 2.0 (MG 2.0) sebagai wadah/kanal untuk partisipasi warga melalui pertukuran informasi dan pemantauan kolaboratif terhadap restorasi gambut. Platform ini difungsikan sebagai milik bersama masyarakat dan jejaring CSO sehingga menjadi media reproduksi pengetahuan bersama (kolektif) dalam mendorong pengelolaan gambut yang berkelanjutan.
Dalam rangka persiapan memfasilitasi Mitra Gambut 2.0 di tingkat Desa Fasilitator Desa (Fasdes) Kemitraan sudah mendapatkan Pelatihan Bagi Tenaga Pelatih ( Training of Tariner) pada tangggal 5 sampai dengan 6 Maret 2019 yang lalu di Jambi. Pada saat ini kegiatan tersebut diikuti oleh Fasilitator DPG Kemitraan Provinsi Riau, Jambi dan Sumatera Selatan. Kedepannya Fasilitator DPG Kemitraan Mempunyai tanggung jawab untuk memberikan Pendampingan dan Pelatihan di Desa Dampingan Masing-masing dengan target 15 akun dimasing-masing Desa.
Pasca mengikuti Training of trainer Mitra Gambut 2.0 penulis melakukan sosialisasi secara mandiri kepada ibu-ibu Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Rimbo Panjang Kecamatan Tambang Kabupaten Kampar, desa tersebut merupakan DPG melalui program Kemitraan Patnership, sosialisasi penulis jalankan disela-sela kegiatan penanaman Tanaman Obat Keluarga (TOGA).
Pada saat sosialisasi itu penulis mendapatkan tiga akun MG 2.0, selain ibu PKK peserta sosialisasi ada juga dari staff kantor Desa Rimbo Panjang dan yang tak kalah penting turut serta juga Enumerator Desa untuk Pemetaan Partisipatif, dari dua enumerator tersebut satu diantaranya sudah memiliki akun aktif dan sudah posting pada saat itu. Hal tersebut semakin menguatkan keinginan penulis untuk terus mengenalkan dan mengajak masyarakat untuk aktif dan berpartisifasi mengunakan MG 2.0.
Langkah awal untuk memiliki akun Mitra Gambut 2.0 ini harus menggunakan handphone android dan harus memiliki alamat email yang aktif, tak jarang penulis harus bantu membuatkan alamat email mereka terlebih dahulu. Pada saat itu mereka belum tertarik sama sekali untuk menggunakan aplikasi Mitra Gambut 2.0, karena belum begitu mengetahui bagai mana cara membuat postingan, berita, laporan pengaduan dan diskusi publik. Pada apliksi Mitra Gambut 2.0 siapapun yang posting dapat dilihat oleh penguna lainya yang memiliki akun, namun yang mempunyai akun dan tidak pernah memposting maka akun yang bersangkutan tidak akan bisa ditemukan di MG 2.0.
Sampailah ketika Project Manager Unit (PMU) Kemitraan untuk Provinsi Riau membuat ToR Sosisalisasi MG 2.0 untuk masing-masing Fasdes agar bisa menyampaikan informasi MG 2.0 ini secara resmi kepada masyarakat, pemerintahan desa dan aparatur desa. untuk Desa Rimbo Panjang, penulis melakukan sosialisasi MG 2.0 ini pada tanggal 4 juli 2019 di aula kantor Desa Rimbo Panjang. Adapun Tujuan dari Sosialisasi Aplikasi Mitra Gambut 2.0 ini di Desa Rimbo Panjang adalah untuk mempermudah akses informasi dan perkembangan Desa, Produk unggulan desa, kerajinan tangan dan informasi menarik lainnya yang ada di Desa Rimbo Panjang Kec.Tambang Kab.Kampar.
Penulis berharap melalui aplikasi ini masyarakat bisa saling berbagi pengalaman terkait pengolahan lahan gambut dan informasi menarik lainnya yang ada di desa, karena aplikasi MG 2.0 ini siapapun yang menggunakannya bisa melihat semua postingan dari pemilik akun lainnya dari berbagai daerah. Kegiatan sosialisasi Mitra Gambut 2.0 pada saat itu dihadiri oleh 20 peserta, dimana keterwakilan perempuan 9 Orang dan 11 orang laki-laki. Dari 20 peserta yang sudah memiliki akun MG 2.0 adalah 6 dan sebagian besar sudah posting dan berbagi informasi terkait kegiatan di Desa Rimbo Panjang, namun sebagaiannya lagi belum Mempunyai akun dikarekankan HP yang digunakan bukan android dan sebagian besar tidak mempunyai akun pribadi sehingga ini butuh waktu khusus untuk mendampinginya. Jadi sampai pada saat sosialisasi ini total akun MG 2.0 yang ada di Desa Rimbo Panjang adalah 6 akun Mitra Gambut.
Kegiatan Sosialisasi MG 2.0 terus diberikan kepada masyarakat, sampai pada akhirnya penulis memfasilitasi pembentukan Kelompok Masyarakat Nenas Berduri (PONARI) sebagai kelompok pengolahan produk unggulan desa yaitu produk turunan dari buah Nenas. PONARI ini mendapat bantuan ekonomi dari Kemitraan untuk kegiatan usaha pengolahan produk unggulan desa, dengan demikian penulis lebih banyak kesempatan untuk memberikan pengenalan tentang Mitra Gambut 2.0. Sehingga yang awalnya sudah memiliki akun tertarik untuk membuat postingan dan waktu itu ada tambahan 4 akun dari anggota PONARI. Sehingga total akun yang ada di Desa Rimbo Panjang saat ini adalah 10 akun dan yang aktif Posting sebanyak 8 akun.
Hal-hal positif yang mendorong masyarakat yang memiliki akun MG 2.0 mau memposting yaitu mereka mengatakan bahwa mereka juga ingin dikenal secara positif melalui kegiatan restorasi gambut oleh publik yang lebih luas, agar apa yang mereka lalukan di desa mereka dapat menjadi pembelajaran dan berbagi pengalaman bagi desa-desa gambut lainya. Selain itu juga mereka ingin Desa Rimbo Panjang juga dikenal dengan produk unggulan desa melalui kegiatan PONARI. Penulis juga memberikan semangat dengan menyampaikan bahwa akun yang aktif berMitra Gambut dalam periode 3 bulanan akan mendapatkan Pulsa Rp. 300.000 dari Admin Mitra Gambut, karena hal-hal seperti itu juga yang semakin membuat mereka semangat memposting kegiatan-kegiatan PONARI, PKK serta kegiatan-kegiatan desa.
Bercerita tentang PONARI juga dirintis dari awal dan masyarakat yang ada di dalam kelompok tersebut merupakan mereka yang berkeinginan untuk maju berkembang dan mengembangkan potensi desa, sehingga untuk mendorong hal tersebut penulis dan anggota PONARI giat mensosialisasikan produk di berbagai Media Sosial (Medsos) termasuk juga Mitra Gambut 2.0. Dalam membuat postingan penulis selalu mendorong postinglah hal-hal yang kiranya mengandung unsur pengetahuan dan sumber Informasi, jangan posting hal-hal yang dianggap tidak penting, karena yang melihat postingan semua orang yang menggunakan Mitra Gambut 2.0.
Selama berjalannya kegiatan PONARI ini anggotanya selalu berlomba-lomba membuat postingan di Mitra Gambut 2.0 agar mereka dikenal oleh orang luar dan dengan alasan mereka juga mau seperti orang lain yang mendapatkan pulsa dari Admin Mitra Gambut 2.0. Hal ini terkadang membuat penulis merasa lucu, namun konsistensi mereka aktif mengunakan Mitra Gambut 2.0 merupakan apresiasi tersendiri dari penulis untuk masyarakat tersebut di PONARI. Semoga PONARI terus berkembang menjadi tauladan dalam restorasi gambut dan menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Kemudian pada kesempatan lainnya, penulis diminta mensosialisasikan Aplikasi Mitra Gambut 2.0 ini kepada rekan-rekan fasdes APBN 2020 dalam agenda Pembekalan Fasdes pada tanggal 4 Maret 2020 di kantor Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau. Pada kesempatan ini ada 25 Fasilitator Desa APBN yang di fasilitasi, namun dari 25 ini ada yang sudah mempunyai akun, seperti saudara Zamharir yang dulunya Fasdes Kemitraan dan sekarang bergabung dengan Fasdes APBN, kemudian ada juga staff Jaringan Masyarakat Gambut Riau (JMGR) yang juga sudah mengetahui tentang Aplikasi Mitra Gambut 2.0.
Namun mereka belum aktif dalam mengunakan aplikasi tersebut. Sehingga waktu itu teman-teman peserta mendownload ulang aplikasi Mitra Gambut 2.0. Pada saat itu ada satu fasdes yang belum mendownload aplikasi ini karena ada kendala pada paket internetnya, namun karena keterbatasan waktu penulis minta rekan-rekan fasdes APBN lainnya yang nantinya mengajarkan kepada rekan yang bersangkutan. Pada saat kegiatan berlangsung peserta sudah ada yang langsung mencoba posting kegiatan yang sedang berlangsung untuk mempraktekkan materi sosialisasi yang penulis samapaikan.
Demikian pengalaman penulis dalam mengaplikasikan Mitra Gambut 2.0, banyak pembelajaran dan pengetahuan serta pengalaman yang penulis dapatkan, aplikasi Mitra Gambut 2.0 merupakan platform teknologi informasi yang dapat menembus ruang dan waktu dalam menjawab tantangan restorasi gambut yang akuntable, transparan dan berkelanjutan,
#workfromhome
#DesaPeduliGambut
#BRGIndonesia
#GotongRoyongJagaGambut
Penulis,
Pika Arnisa
Fasdes Kemitraan Desa Rimbo Panjang, Kampar
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke Play Store