Tidak pernah lekang oleh waktu, lelah dijadikan amal ibadah. Selama 4 hari diwilayah Kotawaringin Barat tepatnya Di Desa Sabuai. Desa yang terletak dikawasan pesir potensi pantai yang luas juga memiliki lahan pertanian baik bergambut maupun non gambut.
Daya juang desa sangat cooperative, dimana masyarakat dan kepala desa mulai memikirkan visi dan misi desa kedepannya. Perencanaan yang mulai ditata dengan konsep sederhana dan diperhitungkan.
Saat masuk ke wilayah desa yang tak kenal siapa-siapa, berbekal pengalaman pengorganisasian ditingkat tapak, mulai melakukan tebar pesona dengan menggali informasi sebanyak-banyaknya, oh iya' hari pertama datang aku bersama temanku temi ditawarkan tempat penginapan memang kebetulan itu rumah pengobatan lansia yang tidak dioperasikan lagi, jadi rumah tersebut buat tamu sementara", Ujar Hasan selaku Sekretaris Desa.
Kami langsung menuju tempat tersebut dan membersihkan ruangan cukup lengkap buat nginap. Dimasa pandemi saat ini kami mencoba isolasi diri untuk tidak beraktivitas secara langsung kemasyarakat selama 1-2 hari.
Hari berikutnya kami mulai mengenal Pak Arman, Pak Anjang dan Pokmas P3A Sabuai Lestari yang direkomendasikan oleh Desa sebagai pengelola Bantuan PLTB Paludikultur. Selain itu juga mulai mengunjungi beberapa tempat seperti tempat pembibitan KWT Sabuai Lestari. Terlihat oleh mataku seperti tanaman sayuran sawi, ikan lele bioflok,tanaman singkong dan bibit cabe, saat itu aku mulai mendekati seorang ibu yang sedang mengisi tanah pot untuk bibit cabai, wah ternyata istri kepala desa yang aktif mengorganisir para ibu PKK untuk usaha kelompok. Seketika juga ia menawarkan dengan mempromosikan sayuran sawi milik kelompok KWT kepada ku, dengan harga Rp.15.000/kg. Aku mulai menjelaskan singkat tujuan kedatangan untuk pendampingan kegiatan PLTB paludikultur.
Pada hari ke 4 aku mulai diskusi terkait kelengkapan berkas dokumen pengajuan proposal PLTB Paludikultur kepada pokmas. Maka dengan cepat tanpa basa basi, pokmas merespon baik untuk mengadakan pertemuan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan untuk memakai masker dan jaga jarak.
Setelah sholat isya, kelompok dan anggota datang ke aula kantor desa, tak menunggu lama sekdes menjadi miderator dan membuka acara apa yang hendak disampaikan fasdes terkait program PLTB paludikultur. Sambutan baik kepada fasdes, dalam rangka pengenalan dan mempererat silahturahmi. saat itu fasdes juga menyampaikan tujuan kedatangan dan tujuan program PLTB Paludikultur dari BRG.
Alhamdulillah dasarnya mereka (pokmas) sudah mulai memahami konsep yang ditawarkan ke desa dengan upaya kelestarian bahkan wisata untuk kedepannya. Saat mulai membuka data rancangan anggaran ternyata ada kesalah teknis dalam pengadaan alat dan bahan sehingga dengan sigap kades (Tohhari) memabantu menyusun RAB revisi. Dengan kerja sama yang baik maka RAB usai di revisi, setelah itu pembahasan AD/ART dengan partisipatif. Tepat pukul 23.30 WIB kegiatan musyawarah telah berakhir. didapatkanlah dokumen rencana kegiatan dan AD/ART dan Rancangan anggaran revisi.
Dalam hal ini secara teknis temi dan Syafari satu tim DPG telah memberikan sumbangsih dalam menjelaskan beberapa item penting dalam mengelola usaha dalam kegiatan PLTB paludikultur mulai dari pengerjaan lahan, pembelian alat dan bahan, pembangunan pondok teduh dan jembatan. Semua dokumen sedah selesai kamipun pamit untuk beristirahat di penginapan yang telah disediakan.
Penulis : Muhammad mursin
#DesaSabuai
#KecamatanKumai
#KotawaringinBarat
#KalimatanTengah
#BRGRI
#DPG
#FasdesDPG
#PulihkanGambutPulihkanKemanusiaan.