Kelompok Tani Merpati Putih dibentuk pada tanggal 6 Juli 2020 di Desa Saka Binjai, Kecamatan Kapuas Murung, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah yang didampingi oleh Fasilitator Desa Peduli Gambut. Desa Saka Binjai merupakan salah satu desa dari 6 desa lokasi program Desa Peduli Gambut yang dijalankan Badan Restorasi Gambut di Kecamatan Kapuas Murung.
Pada tanggal 8-11 September 2020, Badan Restorasi Gambut menyelenggarakan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) di Desa Harapan Jaya, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah. Dua orang perwakilan Kelompok Tani Merpati Putih yakni Muhyidin dan Adi mengikuti kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut.
Dalam kegiatan sekolah lapang yang dilaksanakan selama empat hari tersebut, mereka diajarkan membuka lahan tanpa bakar, membuat pupuk F1 Embio, pupuk perangsang buah dan pupuk daun. Setelah mengikuti kegiatan ini, setiap kelompok tani diharapkan membuat mini demplot untuk mempraktikkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari Sekolah Lapang Petani Gambut.
Sekembalinya dari sekolah lapang, Muhyidin dan Adi langsung mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang didapatnya kepada anggota Kelompok Tani Merpati Putih melalui praktik membuat F1 Embio dan pupuk perangsang buah, sehingga anggota kelompok tani juga dapat menerapkannya di lahan masing-masing.
Selanjutnya, secara swadaya Kelompok Tani Merpati Putih membuat mini demplot pengolahan lahan tanpa bakar yang ditanami gambas, pare dan cabai dengan luas lahan sekitar 0,5 hektar. Pengolahan lahan tanpa bakar dipandang lebih raham lingkungan. Dari hasil tanaman yang dikelola secara organik tersebut diperoleh hasil 150 kg gambas, 64 kg cabai, dan 15 kg pare.
Dalam mengelola demplot ini, kelompok tani menggunakan F1 Embio sebelum tanam dan pupuk perangsang buah untuk gambas. Menurut mereka, penggunaan pupuk perangsang buah pada gambas telah membuat daun bertambah hijau lebat dari sebelum menggunakan pupuk perangsang buah.
Sedangkan penggunaan F1 Embio bisa menekan biaya produksi yang sebelumnya pada lahan pH 5 harus menggunakan kapur minilal 500 kg dalam satu hektar lahan, maka jika menggunakan F1 Embio cuma butuh 1 liter F1 Embio ditambah 2 sak kapur dolomit sudah cukup sehingga menekan biaya produksi.
Untuk memotivasi kelompok tani agar terus berkembang, Badan Restorasi Gambut memberikan bantuan alat pertanian berupa cultivator, mesin pemotong daun dan mesin penyedot air. Kelompok Tani Merpati Putih berencana memperluas demplot pengolahan lahan tanpa bakar untuk musim tanam mendatang. Mereka berharap para petani di desanya turut mengelola lahan gambut secara lestari dengan pengolahan lahan tanpa bakar.