Kelompok masyarakat (Pokmas) Buana Sejahtera merupakan kelompok yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan demplot paludikultur dalam rangka pemulihan ekonomi nasional (PEN) Badan Restorasi Gambut (BRG) di Desa Sungai Kapitan, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Program paludikultur adalah kegiatan pendampingan kepada kelompok untuk memanfaatkan lahan gambut sebagai kegiatan ekonomi produktif dengan cara melaksanakan kegiatan pertanian, perikanan dan perkebunan yang dilakukan dalam satu kesatuan hamparan atau demplot dengan konsep pengelolaan lahan yang ramah lingkungan berkelanjutan yaitu dengan sistem tanpa bakar.
Pokmas Buana Sejahtera sendiri dibentuk sesuai dengan surat keputusan Kepala Desa Nomor 32 tahun 2020 dengan jumlah anggota adalah 15 orang. Lokasi lahan kelompok terletak di RT 12 Sungai Sintuk dengan luas lahan lebih kurang 2,4 hektar tersebar di 15 lokasi lahan sesuai dengan jumlah anggota dengan metode pengelolaan di lahan masing-masing anggota. Adapun jenis kegiatan yang dikembangkan oleh pokmas meliputi kegiatan pertanian, perikanan dan perkebunan. Untuk pertanian, tanaman yang dikembangkan yaitu cabai, timun, buncis, bawang pre, kacang panjang, terong hijau, gambas, jahe merah, kencur, kunyit dan jahe putih. Perikanan yang dikembangkan adalah budidaya ikan nila oleh dua orang anggota, sementara kegiatan perkebunan yang dibudidayakan ada tanaman keras yaitu pantung. Untuk tanaman buah yang dikembangkan adalah durian, jengkol, papaya, pisang, jeruk nipis dan jeruk manis.
Dari 15 orang anggota pokmas hampir separuh memiliki latar belakang petani dan 2 orang anggota merupakan kader sekolah lapang, kedua orang tersebut adalah bapak Djumarie dan bapak Sugi Mansyah. Bapak Djumarie atau yang biasa dipanggil Pakde ini memiliki luas lahan demplot lebih kurang 2.250 meter persegi, sedangkan bapak Sugi Mansyah atau pak Sugi luas lahan demplotnya yaitu 1.500 meter persegi. Komoditi yang dikembangkan oleh pak Djumarie yaitu cabai dan terong hijau, ia juga membudidayakan ikan nila serta pohon pantung dan pepaya. Sedangkan pak Sugi mengembangkan cabai rawit, pantung dan jeruk nipis.
Kedua orang ini merupakan motor penggerak kelompok, selaku kader sekolah lapang hasil dampingan dari Badan Restorasi Gambut yang diselenggarakan di Desa Sebuai Timur, Kecamatan Kumai memberikan manfaat yang sangat besar bagi mereka berdua. Ilmu pertanian yang diberikan oleh para narasumber langsung diaplikasikan di lahan mereka masing-masing, mereka juga langsung mempraktekkan pembuatan pupuk organik cair. Mereka tidak sungkan untuk berbagi pengetahuan dengan anggota kelompok yang lain bagaimana cara meracik pembuatan pupul organik cair tersebut. Mereka sangat antusias dan semangat memanfaatkan bantuan yang diberikan oleh pemerintah melalui Badan Restorasi Gambut ini.
Menurut mereka program ketahanan pangan melalui kegiatan demplot paludikultur ini sangat bermanfaat khususnya bagaimana memanfaatkan potensi lahan gambut untuk kegiatan ekonomi masyarakat melalui kegiatan pertanian yang ramah lingkungan dengan metode pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB). Mereka berharap agar pemerintah dalam hal ini BRG bisa selalu memantau perkembangan program demplot paludikultur yang sudah berjalan. Melalui kegiatan paludikultur ini pula pokmas mendapatkan bantuan alat pertanian berupa mesin pencacah rumput, mesin pemotong rumput, alat pengukur pH tanah dan mesin pembuat tepung jahe.