Sudah tiga minggu aku ditempatkan di Desa Padang Tikar Satu, Kec. Batu Ampar, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat sebagai fasilitator Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) dari Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Minggu (18/4/2021).
Embun pagi yang menetes dari daun kelapa tampak ribuan hektar kebun kelapa yang mengelilingi desa, hiruk pikuk kendaraan roda dua, tiga dan empat.
Tangan mengayun tuas gas terlihat dari jauh sesosok petani sedang membawa hasil kebunnya untuk dijual.
Tepat pukul 8.00 WIB aku bersama rekanku menghadap kepala desa sembari mengulurkan surat sakti. Tatapannya tajam, "bende ape nih?" ucap Kades. "Itu surat tugas kami pak," ucapku. Tampak dari luar kaca ruangan ia melihat staffnya lalu dipanggil, "A tolong buatkan kopi ye tamu jaoh," sambil senyum di raut wajahnya seakan ada program baik untuk desa.
Aku memulai pekerjaan mulia ini memaparkan terkait program desa mandiri peduli gambut. Lebih kepada fasilitasi dan koordinasi tingkat tapak. "Jadi, perlu kita lakukan sosialisasi ya?," ungkap Kades. Seruputan kopi khas Padang Tikar aku berkata siap we.
Rabu, (31/03/2021) sosialisasi program DMPG-BRGM dilaksanakan dengan hikmat dihadiri oleh Kepala desa, BPD,Dusun, RT, LPHD, Satgas MPA dan tokoh masyarakat. Sekilas cahaya infocus yang menerangi dinding melalui slide PPT aku sampaikan sambil bercerita inilah kami yang bertugas memberikan sosialisasi edukasi pertisipasi kepada desa, agar keberterimaan desa dilakukan secara transfaransi dari program.
Mikropon berbunyi keras dan suara ikut-ikutan keras tampak tinggi besar yang tak lain adalah bung fiqih yang sedang berbagi pengalaman dan keberhasilan penggunaan pupuk F1 embio di ibaratkan perputaran ban mobil F1 Fomula semakin banyak pupuk kandang yang diberikan dan dipadu dengan pupuk F1 Embio semakin baik dan subur tumbuhan tersebut'.ungkap fiqih sambil tersenyum.
Kesempatan beraksi yang biasa disapa temi juga memberikan informasi sekaligus motivasi petani yang tinggal dilahan gambut dengan memanfaatkan dan juga melindungi ekosistem gambut agar lestari.
Bassarudin ketua kelompok R3, pernah ikut sekolah lapang sudah mempraktekkan F1 Embio namun kondisi tanah disini gambutnya " Sepok Daon" banyak akar, daun dan berdebu hingga sulit bagi tumbuhan bisa subur.
Pena yang ku pegang mulai di oret-oret meringkas apa yang menjadi informasi baik dan menarik.
Informasi singkat menandakan berakhirnya sosialisasi tujuan program yang telah dipaparkan mudahan menjadi kerjasama yang baik dan dukungan para pihak ditingkat desa agar program yang dijalankan lebih baik.
Alhamdulillah keramahan kepala dusun karya Bhakti (juliansyah) dijamu makan dan nginap sambil mencari posko untuk tempat tinggal. Selang 2 hari berada di desa. Kami dipinjamkan tempat tak jauh dari kantor desa. Kerja bakti membersihkan posko secara bertahap.
Malam yang indah kami dibawa Kadus ketempat pelabuhan ikan, waw potensi ikan laut yang menjadi aktifitas nelayan Padang tikar. Ikan segar hasil tangkapan nelayan dijual dipelabuhan. 2 potong ikan segar dibawa ke posko dimasak dengan Mejicom. Perlu waktu 2 jam baru matang, dengan dicampur minyak kamipun makan dengan lahap.
Kicauan burung membuat aku dan rekanku terbangun ternyata sudah pukul 8.00 WIB, suara handphone ku berbunyi panggilan dari Bang Ben, seniorku waktu kuliah ia ngajak ngopi bareng dirumahnya. Pas tiba di rumahnya aku melihat hamparan ikan kecil yang dijemur, ikan teri orang Padang tikar menyebutnya.
Leka, buah tangan dari ibu ibu barisan kelompok PKK sering dipamerkan ditingkat kecamatan. Potensi hasil hutan Bukan kayu saat ini mulai berkurang seiring berubahnya pola masyarakat ke kebun.
Asyiknya temuan dilapangan menjadi informasi bahwa desa sedang membangun dengan adanya luncuran program Kotaku dibangun di wilayah Dusun Panglima.
Tak kalah dengan machonya kelompok bantuan R3 dari BRGM. Sebanyak 8 ekor sapi sehat dan berhasil beranak pinak sebanyak 2 ekor. Semangat kelompok mengelola dan merawat yang dituangkan dalam Ad/art kelompok.
Suasana Ramadhan pun telah tiba yang dinantikan ummat berpuasa di perdesaan sangat meriah membuat suasana kekeluargaan semakin erat. Yang dinanti adalah bukber dengan masyarakat desa guna menjalin silahturahmi.
Perjalanan masih panjang kuatkan koordinasi dan komunikasi dan jadikan ladang amal untuk ummat membangun Desa Mandiri Peduli Gambut. Gambut pulih masyarakat sejahtera dengan semboyan "Dapur ngpul Asap Hilang"
Hermawansyah Wawan Muhammad Yusuf Myrna Safitri Myrna Safitri II
#BRGMRI
#DMPG
#FasdesDMPG
#PulihkanGambutPulihkanKemanusiaan
#DesaPadangTikarSatu