Langkah Transformasi Kemasan Tiwul dan Oyek oleh Camat Sarjanadi.
Orang Jawa pasti mengenal tiwul dan oyek, keduanya merupakan produk olahan dari singkong. Di tempat ini kedua produk ini tidak asing, meski bukan menjadi bahan konsumsi utama masyarakat di wilayah Kec ...
Load More
Orang Jawa pasti mengenal tiwul dan oyek, keduanya merupakan produk olahan dari singkong. Di tempat ini kedua produk ini tidak asing, meski bukan menjadi bahan konsumsi utama masyarakat di wilayah Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Selasa (27/4/2021). Wilayah ini merupakan daerah trasmigrasi dengan mayoritas penduduknya berasal dari Jawa, dan kaum perempuan di tempat ini mengetahui proses pembuatan tiwul dan oyek.
Sarjanadi, Camat Pandih Batu terlihat antusias siang itu, dia menceritakan bagaimana pengalaman pertamanya melihat tiwul dan oyek kering yang harus dimasak terlebih dahulu agar bisa dikonsumsi. "Selama ini saya hanya melihat tiwul dan oyek itu di atas piring, itupun dijual di pasar-pasar, ternyata di tempat ini ada yang mengolah sampai setengah jadi saja," ujarnya.
Dia juga menyampaikan pengalaman pribadinya mengonsumsi tiwul sebagai makanan pokok pengganti nasi. Berat badannya turun sampai 3 kilogram dalam 1 bulan dan kadar gula darahnya normal. Lalu dia menyimpulkan bahwa oyek dan tiwul memiliki pasar tersendiri, diantaranya ialah penderita diabetes dan obesitas.
Sejak awal bulan Januari kemarin, dia kemudian memesan oyek dan tiwul kepada seorang warga perempuan di sekitar Kecamatan dengan harga Rp. 15.000 per kilogram. Bersama istrinya, dia mengemas kembali tiwul dan oyek dalam kemasan 250 gram yang lebih menarik dan mulai mengenalkan kedua produk tersebut dalam acara-acara formal yang dihadirinya.
Harapan Sarjanadi, kedepannya tiwul dan oyek asal kecamatan pandih batu ini akan memberikan peluang jalur ekonomi untuk warga dan mampu berjajar bersama dengan produk-produk konsumsi lainnya di toko-toko modern.
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke
Play Store