Manuver Kearifan
Tahun 2015, menjadi tahun bencana yang tercatat juga dengan amat sangat dalam bagi penduduk dan masyarakat di Desa Kantan Dalam dan Desa Kantan Atas.Kebakaran lahan yang amat sangat liar, dan tidak te ...
Load More
Tahun 2015, menjadi tahun bencana yang tercatat juga dengan amat sangat dalam bagi penduduk dan masyarakat di Desa Kantan Dalam dan Desa Kantan Atas.
Kebakaran lahan yang amat sangat liar, dan tidak terkendali, menyasar juga areal perkebunan yang menjadi harta, aset dan harapan masyarakat di dua desa tersebut.
Mencari makanan sapi yang menjadi salah satu bagian aktifitas masyarakat di dua desa tersebut juga tidak luput terkena imbas karena kebakaran yang massif di tahun 2015 tersebut. Lahan pakan ternak habis terbakar. Bisa kita bayangkan bagaimana kegelisahan para peternak sapi kala itu.
Tahun 2015 pun berlalu, dan masyarakat kembali melakukan aktifitas nya kembali. Sebagian lahan pun diolah dan digantikan tanaman baru. Sengon dan Kelapa Sawit menjadi alternatif pilihan masyarakat saat itu.
Lahan yang sebelumnya digunakan untuk menanam padi tahunan, beralih fungsi menjadi lahan kebun. Masyarakat secara serentak meninggalkan budaya menanam padi, dan membiasakan diri untuk menyisihkan hasil sadapan karet dan panen sawitnya untuk membeli beras. Dan ini terjadi sampai sekarang, dimana tidak satupun warga atau penduduk ke dua desa ini melakukan penanaman padi dan beralih menjadi konsumen beras.
Demikian yang dituturkan oleh Ibu Nur Asiah, perempuan berusia 32 tahun, warga Desa Kantan Dalam Kecamatan Pandih Batu Kabupaten Pulang Pisau, anggota Kelompok Wanita Tani Sejahtera Mandiri, yang sehari harinya berprofesi sebagai penyadap karet dan peternak kambing dan sapi.
Sadar akan bahaya kebakaran yang terjadi pada lahan gambut, menjadikan ibu dari dua anak ini memilih untuk merelakan lahan sawah tadah hujannya yang biasa dia gunakan untuk menanam padi untuk memenuhi lumbungnya, dimanfaatkan untuk ditanami kebun sawit sebagai pilihan keluarga untuk dapat memberikan penghasilan keluarga.
Pilihan berat yang harus diambil, mengingat bahwa beras sebagai makanan pokok dan tidak lagi dapat disediakan dari lahan sawah tadah hujannya seperti sedia kala.
Kekhawatiran ibu Nur Asiah ini, akan selalu menjadi pelajaran kita bersama untuk selalu dituntut melakukan berbagai upaya pemulihan lahan dan menjaga ketahanan pangan dengan tidak mengeksploitasi penggunaan lahan dari fungsi dan keberadaannya.
Walau kita akan selalu diperhadapkan pada berbagai manuver kearifan lainnya yang mungkin saja terjadi pada masa-masa mendatang. Dan masyarakat Desa Kantan Dalam dan Desa Kantan Atas, sudah melakukan manuvernya paska kebakaran lahan gambut di tahun 2015.
KD, 26 mei 2021
Catatan sore bersama Butet R'nida
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke
Play Store