Badan Restorasi Gambut dan Mangrove Republik Indonesia (BRGM RI) mengadakan Sekolah Lapang Petani Gambut (SLPG) di Provinsi Riau dalam rangka mengajak petani gambut untuk mengelola lahan tanpa bakar dan pertanian alami dengan menggunakan sumber daya lokal. Kabupaten Rokan Hilir dan Kabupaten Indragiri Hulu menjadi lokasi kegiatan Sekolah Lapang Petani Gambut Tahun Anggaran 2022, Selasa (24/5/2022).
Di Rokan Hilir, Sekolah Lapang Petani Gambut dibuka oleh Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Dr. Ir. Suwignya Utama, MBA, serta dihadiri oleh Kepala Desa Perkebunan Siarang-Arang, Camat Pujud, dan Perwakilan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Rokan Hilir.
Dalam sambutan pembukaan, Kepala Kelompok Kerja Edukasi dan Sosialisasi BRGM, Dr. Ir. Suwignya Utama, MBA menuturkan, Sekolah Lapang Petani Gambut merupakan kegiatan edukatif dan praksis untuk mempelajari pengelolaan lahan gambut tanpa bakar secara terpadu dan alami. SLPG diadakan sebagai upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui pemberian pengetahuan kepada para petani di lahan gambut agar tidak membuka lahan dengan cara membakar.
Sejak tahun 2017, dari desa ke desa BRGM telah berupaya dalam mengajak dan mengajarkan petani-petani di lahan gambut untuk mengelola lahan tanpa bakar serta membagikan praktek pertanian alami dengan menggunakan sumber daya lokal. Adapun harapannya petani-petani yang telah mengikuti sekolah lapang dapat menjadi pelaku dalam transfer ilmu pengetahuan ke petani lain, serta menjadi kader sekolah lapang yang ikut serta menyebarluaskan pengelolaan lahan tanpa bakar (PLTB).
"Melalui Sekolah Lapang Petani Gambut, kita berharap para peserta yang telah mengikuti sekolah lapang tingkat dasar, kemudian disebut kader dasar SLPG dapat membagikan ilmu dan pengalamannya ke petani-petani lain," ujar Suwignya.
Berbeda dari tahun sebelumnya, yang menarik dari sekolah lapang tahun ini materi pelajaran disampaikan oleh kader mahir dan kader terampil, mereka merupakan peserta SLPG yang telah mengikuti sekolah lapang tingkat dasar, tingkat terampil hingga tingkat mahir.
Rudiyanto, kader mahir SLPG asal Desa Penampi, Kabupaten Bengkalis yang juga seorang petani menyampaikan ilmunya yang didapat dari Sekolah Lapang Petani Gambut terkait pembuatan pupuk organik cair, bagaimana cara membuka lahan pertanian tanpa bakar dan menyiapkan lahan pertanian di lahan gambut ke peserta SLPG di Rokan Hilir.
Ada juga Ismail, asal Desa Pedekik, Kabupaten Bengkalis menjadi tenaga pengajar di SLPG Riau, dalam menyampaikan ilmunya terkait pembuatan MOL (Mikro Organisme Lokal), F1 Embio, dan bio-pestisida dari sumberdaya lokal.
Tidak hanya sebuah gelaran kegiatan, Sekolah Lapang Petani Gambut lebih dari itu memiliki tujuan untuk menjadi wadah transfer ilmu pengetahuan dari petani ke petani. Sehingga kemudian SLPG bisa bertransformasi menjadi gerakan petani yang mengkampanyekan pengelolaan lahan tanpa bakar, terbukti dari ikutsertanya Rudiyanto dan Ismail yang juga berprofesi sebagai petani, mengajarkan atau menyampaikan ilmunya ke petani lainnya dengan bahasa yang mudah dipahami.
"Pelajaran yang diberikan Pak Rudiyanto dan Pak Ismail dapat saya terima dengan mudah, karena sesama petani jadi bahasa yang disampaikan ke kami bisa dimengerti dengan mudah," ujar Miswadi peserta SLPG Riau Tahun 2022.