Manfaatkan Pekarangan Rumah Jadi Lahan Pertanian Cabai, Kader SLPG Bengkarek Dapat Cuan Besar
Cabai rawit menjadi komoditas pangan yang banyak diminati masyarakat pada umumnya, meningkatnya harga beli cabai rawit saat ini membuat masyarakat Kalbar menjerit. Merujuk daftar perkembangan harga pa ...
Load More
Cabai rawit menjadi komoditas pangan yang banyak diminati masyarakat pada umumnya, meningkatnya harga beli cabai rawit saat ini membuat masyarakat Kalbar menjerit. Merujuk daftar perkembangan harga pangan yang dilansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai rawit per kilo Rp 68.500 di tingkat produsen atau petani di wilayah Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat, Jumat (5/8/2022).
Dibandingkan harga di tingkat petani tersebut, harga cabai rawit bertambah tinggi di tingkat konsumen, salah satunya harga beli konsumen cabai rawit di Pasar Flamboyan Kota Pontianak saat ini harga cabe rawit berkisar antara Rp 100.000 - 120.000 per kilo.
Melambungnya harga cabai rawit yang membuat warga kota menjerit ternyata membawa berkah bagian sebagian warga khususnya petani cabai yang satu ini.
Shodik, salah seorang petani cabai di Desa Bengkarek, Kec. Sungai Ambawang, Kab. Kubu Raya mendapat untung yang cukup besar dari hasil penjualan cabai di lahan pertaniannya.
Ia yang juga merupakan kader mahir sekolah lapang petani gambut (SLPG) jebolan Badan Restorasi Gambut dan Mangrove merasa bersyukur karena telah memanfaatkan lahan pekarangan rumah seluas 20 meter persegi sebagai lokasi budidaya pertanian cabai.
Ia mengatakan sebanyak 20 kilogram cabe rawit berhasil ia panen dari lahan pertanian cabe rawit di pekarangan rumahnya tersebut.
"Kalau rezeki tak kemana, tadi sore saya baru saja memanen 20 kilo cabe rawit dan cabe perigi dilahan pekarangan rumah," ujarnya kepada Tenaga Teknis Fasilitator DMPG.
Ia menambahkan dari hasil cabe rawitnya tersebut ia memperoleh uang sejumlah Rp 1.300.000 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
"Harga jual Rp 65.000 perkilo kalau diambil ke rumah, lumayanlah bisa dapat Rp 1.300.000 cuma modal f1 embio dan 2 bungkus bibit cabe rawit," jelasnya.
Melihat kondisi cuaca yang mengakibatkan terjadinya banjir di lahan pertanian masyarakat khususnya petani gambut di Kalimantan Barat, kader mahir yang juga menjadi pelatih dalam pelaksanaan kegiatan SLPG BRGM Tahun 2022 di Provinsi Kalbar tersebut berpesan agar para petani menerapkan metode PLTB yang telah ia sampaikan saat pelaksanaan SLPG di Desa Korek, Kec. Sungai Ambawang, Kab. Kubu Raya pada bulan Juli 2022 lalu.
"Saya bilang ke kawan-kawan di group whatsapp SLPG Kalbar 2022 seperti yang saya sampaikan dahulu saat kegiatan, untuk membuat parit di sekeliling lahan pertanian kalau kondisi lahan sedang banjir seperti sekarang ini," terangnya.
Ia berharap informasi tentang keberhasilan budidaya cabe rawitnya yang ia sampaikan kepada kader petani gambut tersebut menambah semangat para petani agar memanfaatkan lahan yang mereka miliki.
"Saya bagikan ke group whatsapp biar kawan-kawan petani di group SLPG Kalbar tetap semangat memanfaatkan lahan pertanian gambut di rumah atau desanya," pungkasnya.
Untuk mendownload aplikasinya bisa ke
Play Store